Sabtu, 16 Oktober 2010

na'udzubillahimindzalik

 malin kundang

Pada suatu waktu, ada sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatera Barat. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang Ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas. Ayah Malin tidak pernah kembali ke kampung halamannya sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah.
Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Karena merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak.
Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah kembali setelah pergi merantau tetapi Malin tetap bersikeras sehingga akhirnya dia rela melepas Malin pergi merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut.
Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan tenaga yang tersisa, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya, Malin Kundang beserta istrinya.
Ibu Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat, ibunya melihat bekas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya, Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya.
Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menyumpahkan anaknya, "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu".
Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai Aia Manih, di selatan kota Padang,, Sumatera Barat.

Kisah Cinta gadis bugis yang berakhir dengan tragis

Kisah Cinta gadis bugis yang berakhir dengan tragis 
Aku menatap ibuku. Wanita yang telah membesarkanku dengan kasih sayang. Tangannya yang telah berkerut dimakan usia membelai rambut panjangku. Sorot matanya memencarkan sebuah harapan besar kepadaku. Aku tertunduk. Pandanganku menyapu lantai kamar. Detik berikutnya air mataku berderai.
Betapa beratnya untukku mengabulkan permintaanya. Selama ini ibuku tidak pernah mengharapkan apa-apa dariku. Selama ini dia mengorbankan apa yang ada padanya agar aku bisa tetap kuliah hingga selesai. Namun setelah aku menjadi seorang sarjana dengan perjuangan yang berat di tanah perantauan, aku harus mengubur dalam-dalam impianku untuk menjadi seorang insiyur.
“Ibu tidak punya pilihan lain,” suaranya yang serak menghembus ke dinding telingaku.
Air mataku terus mengalir tak tertahan lagi.
“Ibu berharap kamu setuju,” ucapnya dengan dialek bugis yang kental.
“Ibu mungkin tidak punya pilihan tapi saya punya hak untuk memilih,” kataku diantara isak tangis.
“Ayahmu sudah memutuskan semuanya. Sudah tidak ada lagi gunanya kita bersuara. Kamu tahu sendiri ayahmu. Dia tidak mungkin akan merubah keputusannya.”
“Aku tidak mencintainya, bu! Bagaimana mungkin aku bisa menikah dengannya.”
“Ibu juga dulu menikah dengan ayahmu karena dipaksa. Tapi kami bisa hidup rukun sampai sekarang.”
“Tapi itu dulu, bu. Sekarang zaman sudah berubah.”
“Zaman bisa berubah tapi ada yang tidak pernah bisa berubah. Cinta. Kamu bisa mencintainya setelah kalian hidup bersama nanti. Seperti ibu dan ayahmu dulu,” kata ibuku yang pensiunan guru SD.
“Aku mencintai orang lain, bu. Kami sudah berjanji untuk sehidup dan semati.”
“Hidup dan mati ditangan Tuhan, nak. Kamu tahu kalau kamu menolak pinangan ini maka harga diri keluarga kita akan hilang.”
Aku sudah kehabisan kata-kata untuk kujadikan untaian kalimat yang dapat menggambarkan isi hatiku. Aku merebahkan diriku di pembaringan. Aku terlelap dalam tangisan panjang. Dulu aku selalu menolak semua lamaran pria yang ingin menjadikanku sebagai pendamping hidup mereka. Bahkan sejak aku lulus SD ada yang berani melamarku tapi alasanku menolak mereka karena aku masih ingin sekolah. Namun sekarang… Aku tidak bisa lagi menolak karena lamaran telah diterima oleh ayahku tanpa meminta persetujuanku terlebih dahulu
#####
“Aku mencintaimu, Ana.”
Kalimat itu kembali diucapkannya. Meski lewat ponsel tapi aku bisa merasakan kejujurannya.
“Aku juga. Tapi kamu tahu sendiri, aku tidak mungkin mengubah semua rencana keluargaku.”
“Aku tidak akan menikah selain dengan dirimu,” ucap Dewantara dengan tegas.
Aku hanya diam.
“Cintaku padamu bukan cinta tersisa. Aku tidak sempurna tapi aku mencintaimu dalam kesempurnaan. Cintaku padamu tak akan pernah kering selama samudera tetap berombak. Cintaku padamu tak akan pernah berubah sekalipun tubuhku menyatu dengan tanah.”
“Aku tahu itu! Aku percaya!”
Tak ada suara. Aku menatap sang purnama lewat daun jendela kamarku. Sinarnya memancarkan keindahan ditengah kegundahan hatiku.
“Kita kawin lari saja, Ana!”
“Tara! Itu tidak mungkin. Itu aib bagi keluargaku.”
“Kita tidak ada pilihan lain.”
Aku menghembuskan nafasku dengan berat diantara dinginnya angin malam. Kenapa hidup harus memilih? Kenapa setiap pilihan yang ada selalu berat dan sulit untuk diputuskan? Meski aku tahu jawabannya, aku tetap bertanya dalam hati. Hidup penuh dengan resiko. Setiap pilihan penuh dengan resiko. Tapi bukan hidup namanya kalau tidak ada resiko didalamnya. Resiko dari hidup adalah meninggal dunia. Resiko dari usaha adalah kegagalan. Resiko dari mencintai adalah tidak bisa memiliki seutuhnya orang yang kita cintai.
“Aku berjanji padamu, kita akan bersama satu satu hari nanti.”
“Tapi sampai kapan aku harus menunggu?”
Aku tidak bisa menjawab pertanyaan Dewantara. Tuhankah aku sehinga aku mengetahui apa yang akan terjadi besok? Aku hanya seorang gadis Bugis yang terikat dengan adat istiadat.
“Aku percaya kita akan bersama meski aku sendiri tidak tahu kapan waktunya. Aku hanya menggantungkan pengharapanku kepada Yang Maha Kuasa.”
Aku menutup pembicaraan hari itu dengan sebuah undangan agar Dewantara hadir di hari pernikahanku nanti. Aku tahu itu akan menyakiti hatinya.
######
Air mataku tak terbendung lagi saat melihat Dewantara hadir dipernikahanku. Betapa hancurnya hatinya ketika melihatku bersanding dengan pria lain. Dengan pria yang hampir seusia ayahku. Kalau saja pria itu bukan orang kaya dan terpandang, ayahku tidak mungkin akan menerima pinangannya. Apa lagi uang maharnya yang sangat besar. Aku masih beruntung karena masih memiliki kesempatan kuliah. Sementara banyak gadis Bugis lainnya menikah di usia yang sangat dini. Bahkan anak tetanggaku sendiri, terpaksa berhenti sekolah karena ada yang melamarnya. Dia hanya lulusan SD saja. Haknya untuk meraih cita-citanya dipasung oleh ego orang tuanya.
Betapa sulitnya menjadi gadis Bugis sepertiku. Gadis yang hanya dipandang sebagai pelayan untuk suaminya dan alat untuk melahirkan ahli waris bagi suaminya. Aku tersenyum bahagia jika melihat ada gadis bugis yang berhasil meraih cita-citanya meski kadang merasakan perihnya dijuluki perawan tua oleh ibu-ibu penggosip yang hidup seperti tempurung dalam kelapa karena tak pernah melihat dunia luar.
Dari kecil aku memegang prinsip “Maradeka Towajoe Adena Napopuang” ( *Artinya secara bebas :maradeka to wajoe –>> bahwa orang wajo itu merdeka, adena napopuang –>> hanya ade(konstitusi) yang dipertuan. Wajo merupakan salah satu kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan.) Ketika aku diperhadapkan antara cinta, cita-cita dan keluarga yang menjunjung tinggi adat istiadat aku ingin memilih meraih cita-citaku lalu menggapai cinta. Tapi sayang aku tidak bisa memilih.
Setelah melakukan semua ritual adat pernikahan aku sudah memutuskan. Keputusanku tak akan bisa berubah lagi. Hanya aku, Dewantara dan Tuhan yang tahu keputusan yang telah kubuat. Aku sudah melakukan bagianku sebagai seorang anak dengan mengikuti keinginan kedua orang tuaku dan sekarang aku ingin mengikuti kata hatiku. Hati yang penuh dengan cinta. Aku berharap keputusan dan kenekatanku kaan menjadi pelajaran bagi banyak orang. Aku tidak akan menyerahkan keperawananku kepada orang tidak aku cintai meski dia suamiku sendiri.
######
Aku terus berlari bersama Dewantara diantara gelapnya malam. Jantungku berdetak dengan kencang. Aku sudah kelelahan berlari menelusuri hutan hampir dua jam menelusuri hutan. Apa lagi resepsi pernikahan telah menguras banyak tenagaku. Akhirnya aku dan Dewantara memutuskan berhenti sejenak.
“Menyerahlah kalian,” teriak seseorang yang kukenal. Itu suara ayahku. Terdengar lolongan anjing pemburu diantara suara langkah kaki orang banyak. Aku tidak tahu pasti berapa jumlah orang yang mengejarku dan Dewantara.
Aku menatap Dewantara dalam ketakutan. Dia hanya tersenyum. Sebuah senyuman pahit. Dia menarik tanganku dan mengajakku berlari. Kami terus berlari dan dikejar oleh orang sekampung. Rasa lelahku hilang seketika dan bergantikan ketakutan. Lankah kaki kami berhenti. Tak ada lagi tanah yang bisa kami pijak. Dihadapan kami berdua menganga sebuah jurang yang dalam. Aku memalingkan kepalaku ke belakang. Ayahku dan kawanannya semakin mendekat. Aku kembali menatap Dewantara diantara nafasku yang memburu.
Dewantara memelukku. Pelukan yang membuatku damai. Aku menatap kilauan badik yang terpantul sinar bulan digenggaman ayahku yang berjarak beberapa puluh meter dari tempatku dan Dewantara berdiri.
“Kita sudah mengikrarkan janji setia sehidup semati. Hari ini ikrar itu akan terkabulkan,” ucap Dewantara pelan dan lembut di daun telingaku.
Kami saling bertatapan. Sorot matanya tak pernah berubah semenjak aku mengenalnya pertama kali. Tatapan yang selalu dan selalu saja menggetarkan hatiku.
“Tidak ada yang mampu memisahkan kita selain maut karena cinta kuat seperti maut,” balasku.
“Menyerahlah kalian!”
Detik berikutnya aku dan Dewantara berlari sekuat tenaga sambil berpegangan tangan. Jurang tajam menjadi saksi bisu kekuatan cintaku kepada Dewantara. Waktu seakan berhenti ketika melintasi ruang kosong yang menjatuhkan berat badanku. Waktu benar-benar berhenti ketika tubuhku terhempas dibebatuan raksasa. Tak ada kesempatan lagi untukku mengucapkan kata cinta. Tak ada penyesalan yang ada sebuah kisah tragis.

mobil termahal d dunia

Mobil Termahal Di dunia

Kriteria 10 mobil termahal di sini adalah mobil yang diproduksi dan dihomologasi bisa dipakai di jalan raya. Harga ini sudah termasuk pajak. Sebagian besar adalah harga di pasar Amerika Serikat. Karena itulah dihitung dalam dollar Amerika Serikat. Beberapa mobil yang tidak dipasarkan di Amerika, dihitung berdasarkan harga yang ditawarkan produsen.
Kalau dikonversi ke rupiah, saat artikel ditulis, dikalikan Rp 13.000, mengikuti cara bisnis para pedagang komputer. Setelah dikonversi ke rupiah, Anda pun bisa berandai-andai. Misalnya, harga Bugatti Veyron sama dengan 1850 sepeda motor bebek seharga Rp 12 juta.
Nah, kalau kebetulan Anda melihat mobil tersebut melintas di jalanan Jakarta atau di mana saja di Indonesia, bisa memperkirakan harganya. Malah untuk Indonesia bisa lebih mahal lagi karena pajaknya sampai 200 persen, berdasarkan harga negara asal mobil.
1. Bugatti Veyron
b
Harga: 1.700.000 dollar AS
Rp 22.100.000.000
Mampu dikebut mencapai kecepatan tertinggi 407 km/jam. Diproduksi sejak September 2005. Aselerasi untuk 0–96 km/jam, Veyron butuh 2,5 detik.
Diproduksi oleh Bugatti Automobiles SAS, di bawah kelompok Volkswagen. Nama Veyron adalah penghormatan untuk pembalap Le Mans pada 1939, yang menggunakan Bugatti, yaitu Pierrre Veyron.
Mobil ini menggunakan W16, terdiri dari 16 silinder dan berkasitas 8,0 liter. Satu deret terdiri dari empat mesin. Menurut VW, tenaga yang dihasilkan mobil ini 1006-1026 PS. Namun, di iklannya, di Eropa dan Amerika tertulis “1001 PS”.
2. Ferrari Enzo
183316p
Harga: 1.000.000 dollar AS
Rp 13.000.000.000
Juga disebut F60, bermesin 12 silinder berkapasitas 6,0 liter. Nama Enzo diberikan sesuai dengan pendiri Ferrari, yaitu Enzo Ferrari. Diproduksi pada 2003 dengan menggunakan teknologi Formula 1, seperti bodi dari serat karbon, transmisi dengan pergantian gigi secara berurutan (sequential) seperti F1, dan rem dari karbon-keramik.
Mobil ini menggunakan teknologi yang dilarang di F1, yaitu aerodinamakia aktif. Pada kecepatan 301 km/jam, spoiler belakang diaktifkan oleh komputer sehingga “down force” atau daya tekan mobil ke permukaan bertambah dari 775 kg.
Informasi terakhir, Ferrari mempersiapkan pengganti Enzo. Harganya pun tidak tanggung-tanggung, diperkirakan 1,8 juta dollar AS.

JADILAH DIRI MU SENDIRI (BE YOUR SELF)

Assalamualaikum

Mengapa saya mengambil judul(title) yg demikian,,
karna saya ingin semua tau,,
walaupun sudah tau....,
tetapi bnyak yg melupakan kata-kata yg bemikian,,
saya bukan sok",,
saya cuma MENGINGATKAN...

jangan anggar yang ada d dunia...
karena kita mati tidak membawa apa yg kita miliki ...

Melain kan kita membawa amal kebaikan yang kita lakukan di dunia ini..

Nb:ITU PUN KALAU ADA

Sekian terimakasih

Kamis, 14 Oktober 2010

Sukses dalam BERUSAHA

assalamualaikum...wr...wb
hy sobat...
salam knal saodara dari saya said,
saya akan cerita sedikit tntang kehidupan ku.

Saya adalah :
1. laki-laki biasa yg terlahir dari keluarga biasa pula...
2. memilliki wajah yg biasa pula…
3. pikiran & kecerdasan biasa-bisa aja..
4. tingkah laku yg biasa-biasa saja, dan
5. menyukai segala sesuatu yg biasa-biasa aja
6. saya seorang yg sederhana dari keluarga yg hidup sedehana…
7. terbiasa hidup dgn sederhana karena itu yg diajarkan oleh org tua…
8. menyukai seseorang yg menjalani hdp scr wajar & berpenampilan sederhana tapi kaya hati(gk neko-neko)
9. saya seorang penikmat musik khususnya lagu-lagunya west live krn sumber inspirasi saya. isi dari lagu gk sembarangan, penuh dgn kematangan dlm classnya” musik bagi saya mewakili kepribadian seseorang, dan west live memberi saya ketenangan, nuasa dan suasana yg berbeda…

KEHIDUPAN
saya dilahirkan ditengah-tengah keluarga yang biasa-biasa dgn segala kesederhanaan didikan ala org ARAB/MELAYU saya dibesarkan dan culture budaya dsana mengajarkan saya tentang kesederhanaan,perjuangan,impian,harapan dan motivasi untuk mnjadi seseorang yg sadar akan kemampuan serta optimis dlm hal apapun….

Mulai dari :
1. bapak yang sudah meninggal dunia waktu umurku 3 tahun...
2. ibu yg baik hati dan BERTANGGUNG JAWAB
3. kakek & nenek asli smua dari arab tapi bukan keturunan ningrat…


- saya bukan anak dari seorang pejabat/pembesar…
- saya hanya orang yg biasa saja dlm beribadah, tapi saya mencoba untuk berjalan pada jalurnya…
- seorang yg ingin berikan yg terbaek bagi diri sendiri,org lain & khususnya orang tua…
- saya hanya pengen :
1. berbakti pd orang tua….
2. buat mereka menangis bangga atas kesuksesan saya…
3. membalas budi mereka…
4. membahagiakan mereka….
5. serta saya ingin menunjukkan bhwa saya akan jd ORANG karena didikan mereka selama ini meskipun dalam keterbatasan.
" hatiku hanya untukmu "